Minum Susu Bisa Menambah Tinggi Badan
Anak
Susu Sapi sapi dikenal sebagai bentuk kalsium
paling sehat, dan memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh. Karena itu,
dokter di seluruh dunia merekomendasikan kita untuk mengonsumsi susu sapi
secara rutin.
Selain menjadi sumber kalsium terkaya, susu sapi juga mengandung vitamin D, potasium dan sumber protein yang lengkap. Kandungan tersebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi lemak, melindungi jantung, mencegah diabetes, menghilangkan pembengkakan, membangun tulang dan gigi yang kuat, membantu penurunan berat badan, dan membantu merangsang pertumbuhan
Selain menjadi sumber kalsium terkaya, susu sapi juga mengandung vitamin D, potasium dan sumber protein yang lengkap. Kandungan tersebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi lemak, melindungi jantung, mencegah diabetes, menghilangkan pembengkakan, membangun tulang dan gigi yang kuat, membantu penurunan berat badan, dan membantu merangsang pertumbuhan
Sebuah penelitian telah menekankan pentingnya Minum susu sapi untuk anak-anak.
Disebutkan, anak-anak yang orangtuanya memberi mereka susu bukan sapi (kedelai,
susu almond atau beras) akan tumbuh lebih pendek daripada anak-anak yang minum
susu sapi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American
Journal of Clinical Nutrition menemukan
setiap cangkir susu non-sapi setiap hari dikaitkan dengan tinggi badan 0,4 cm
(0,15 inci) lebih rendah daripada rata-rata untuk usia anak-anak.
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi susu non-sapi seperti beras, almond, dan susu kedelai cenderung sedikit lebih pendek daripada anak-anak yang mengonsumsi susu sapi," kata Dr. Jonathon Maguire, penulis utama studi dan seorang dokter anak serta periset di Rumah Sakit St. Michael di Toronto.
"Misalnya, anak berusia tiga tahun yang mengonsumsi tiga cangkir susu non-sapi relatif 1,5 sentimeter lebih pendek dari anak yang minum susu sapi. Perbedaan itu lebih dari setengah inci, yang menurut Maguire "bukan perbedaan kecil saat Anda berusia tiga tahun," sambungnya.
Penelitian ini melibatkan 5.034 anak-anak Kanada sehat berusia antara dua sampai enam tahun. Subjek penelitian rata-rata berusia 38 bulan, dengan 51 persen laki-laki, direkrut dari sembilan praktek perawatan kesehatan keluarga, dan anak-anak dari Desember 2008 sampai September 2015.
Dari mereka yang berpartisipasi, sekitar lima persen minum susu eksklusif non-sapi, dan sekitar 84 persen hanya meminum susu sapi. Sekitar delapan persen minum keduanya dan sekitar tiga presen tidak minum. Maguire mengatakan temuan yang paling mengejutkan adalah bahwa jumlah anak-anak lebih pendek bergantung pada berapa banyak yang mereka konsumsi.
"Tidak seperti jika Anda tidak mengonsumsi susu sapi, Anda akan sedikit lebih pendek. Ini lebih seperti jika Anda mengkonsumsi susu non-sapi, dengan setiap cangkir yang dikonsumsi anak, rata-rata anak itu sedikit lebih kecil, sedikit lebih pendek. Itu agak mengejutkan," ungkapnya.
Apakah itu penting jika seorang anak setengah inci lebih pendek pada usia tiga tahun? Apakah itu berkorelasi dengan tinggi di usia dewasa?
"Itu satu pertanyaan yang tersisa, kami tidak tahu apakah anak-anak mengonsumsi susu bukan sapi, mungkin mereka mengejar waktu, atau mungkin juga tidak. Kami tahu secara umum sebagai dokter anak bahwa anak-anak yang berada dalam garis persentil tertentu dalam hal ketinggian cenderung tetap berada di jalur itu selama sisa masa kecil mereka dan sampai dewasa," ujarnya.
Temuan ini akan menambah perdebatan mengenai manfaat susu sapi versus alternatif susu. Amy Joy Lanou, seorang profesor kesehatan dan kebugaran di University of North Carolina-Asheville yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa dia memiliki beberapa masalah dalam penelitian ini, terutama mengapa hanya konsumsi susu yang dipertimbangkan.
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi susu non-sapi seperti beras, almond, dan susu kedelai cenderung sedikit lebih pendek daripada anak-anak yang mengonsumsi susu sapi," kata Dr. Jonathon Maguire, penulis utama studi dan seorang dokter anak serta periset di Rumah Sakit St. Michael di Toronto.
"Misalnya, anak berusia tiga tahun yang mengonsumsi tiga cangkir susu non-sapi relatif 1,5 sentimeter lebih pendek dari anak yang minum susu sapi. Perbedaan itu lebih dari setengah inci, yang menurut Maguire "bukan perbedaan kecil saat Anda berusia tiga tahun," sambungnya.
Penelitian ini melibatkan 5.034 anak-anak Kanada sehat berusia antara dua sampai enam tahun. Subjek penelitian rata-rata berusia 38 bulan, dengan 51 persen laki-laki, direkrut dari sembilan praktek perawatan kesehatan keluarga, dan anak-anak dari Desember 2008 sampai September 2015.
Dari mereka yang berpartisipasi, sekitar lima persen minum susu eksklusif non-sapi, dan sekitar 84 persen hanya meminum susu sapi. Sekitar delapan persen minum keduanya dan sekitar tiga presen tidak minum. Maguire mengatakan temuan yang paling mengejutkan adalah bahwa jumlah anak-anak lebih pendek bergantung pada berapa banyak yang mereka konsumsi.
"Tidak seperti jika Anda tidak mengonsumsi susu sapi, Anda akan sedikit lebih pendek. Ini lebih seperti jika Anda mengkonsumsi susu non-sapi, dengan setiap cangkir yang dikonsumsi anak, rata-rata anak itu sedikit lebih kecil, sedikit lebih pendek. Itu agak mengejutkan," ungkapnya.
Apakah itu penting jika seorang anak setengah inci lebih pendek pada usia tiga tahun? Apakah itu berkorelasi dengan tinggi di usia dewasa?
"Itu satu pertanyaan yang tersisa, kami tidak tahu apakah anak-anak mengonsumsi susu bukan sapi, mungkin mereka mengejar waktu, atau mungkin juga tidak. Kami tahu secara umum sebagai dokter anak bahwa anak-anak yang berada dalam garis persentil tertentu dalam hal ketinggian cenderung tetap berada di jalur itu selama sisa masa kecil mereka dan sampai dewasa," ujarnya.
Temuan ini akan menambah perdebatan mengenai manfaat susu sapi versus alternatif susu. Amy Joy Lanou, seorang profesor kesehatan dan kebugaran di University of North Carolina-Asheville yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa dia memiliki beberapa masalah dalam penelitian ini, terutama mengapa hanya konsumsi susu yang dipertimbangkan.
"Aneh rasanya mengapa kita tidak
melihat keseluruhan makanan anak-anak," kata Lanou.
"Jika mereka mengklaim bahwa itu terjadi karena perbedaan jenis susu yang diminum anak-anak, apalagi yang mereka makan?" lanjut dia.
"Jika mereka mengklaim bahwa itu terjadi karena perbedaan jenis susu yang diminum anak-anak, apalagi yang mereka makan?" lanjut dia.
Lanou, yang penelitiannya telah mendorongnya
untuk percaya bahwa susu sapi adalah 'bukan makanan yang diperlukan,'
mengatakan penelitian tersebut membuat lompatan yang tidak tepat dengan
menyiratkan bahwa tumbuh lebih tinggi artinya akan lebih sehat.
"Saya pikir mereka menggunakan ketinggian sebagai penanda kesehatan, dan saya tidak yakin itu tepat," imbuhnya.
Connie Weaver, seorang profesor ilmu gizi di Universitas Purdue yang juga tidak terlibat dalam studi tersebut, mengatakan bahwa hal ini sangat menarik.
"Saya pikir mereka menggunakan ketinggian sebagai penanda kesehatan, dan saya tidak yakin itu tepat," imbuhnya.
Connie Weaver, seorang profesor ilmu gizi di Universitas Purdue yang juga tidak terlibat dalam studi tersebut, mengatakan bahwa hal ini sangat menarik.
"Ini adalah
studi pertama yang saya ingat secara langsung membandingkan susu sapi dengan
minuman nabati untuk mendapatkan fisiologis," tulisnya melalui email
seperti yang Suara.comkutip dari Zeenews.
"Kami tahu bahwa beberapa minuman tanaman, almond terutama, memiliki kandungan protein lebih rendah jadi saya menduga bahwa penyerapan kalsium mungkin lebih rendah. Ini akan menunjukkan bahwa susu sapi lebih unggul," sambung dia.
Namun, dia juga berkata sebuah pesan yang salah adalah jika orang yang tidak mengkonsumsi susu sapi akan memutuskan untuk menghindari susu nabati juga.
Studi tersebut menunjukkan satu alasan perbedaan tinggi badan mungkin adalah bahwa susu berbasis tanaman tidak merangsang faktor pertumbuhan seperti insulin, atau IGF, produksi dan susu sapi. Studi telah menemukan, orang dewasa dengan tingkat IGF tingkat tinggi telah meningkatkan risiko kanker reproduksi.
"Kami tahu bahwa beberapa minuman tanaman, almond terutama, memiliki kandungan protein lebih rendah jadi saya menduga bahwa penyerapan kalsium mungkin lebih rendah. Ini akan menunjukkan bahwa susu sapi lebih unggul," sambung dia.
Namun, dia juga berkata sebuah pesan yang salah adalah jika orang yang tidak mengkonsumsi susu sapi akan memutuskan untuk menghindari susu nabati juga.
Studi tersebut menunjukkan satu alasan perbedaan tinggi badan mungkin adalah bahwa susu berbasis tanaman tidak merangsang faktor pertumbuhan seperti insulin, atau IGF, produksi dan susu sapi. Studi telah menemukan, orang dewasa dengan tingkat IGF tingkat tinggi telah meningkatkan risiko kanker reproduksi.
"Kurangi IGF bisa berkompromi tinggi
tapi itu bisa menurunkan risiko patah tulang - dan beberapa jenis kanker
juga," kata Weaver.
Secara keseluruhan, dia akan menyarankan orangtua jika susu sapi bisa menjadi pilihan terbaik, tapi minuman berbasis nabati menyediakan banyak nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, kalsium, magnesium, kalium, yang jauh lebih baik daripada yang kebanyakan orang lebih suka minum.
Lanou akan memberitahu orangtua yang sudah memberikan susu nabati kepada anak-anak mereka agar tidak khawatir, tapi untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan cukup protein dari sumber lain sepanjang hari. Maguire mengatakan bahwa dia ingin melihat susu kedelai, susu almond dan beras diatur lebih ketat untuk dalam industri, sesuai dengan susu sapi.
"Sebagai konsumen dan sebagai orang tua, Anda harus cukup paham saat pergi ke toko kelontong untuk memilih minuman susu non-sapi yang memiliki nilai gizi sama dengan susu sapi. Banyak dari minuman tersebut dipasarkan setara dengan susu sapi padahal tidak," tandasnya.
Secara keseluruhan, dia akan menyarankan orangtua jika susu sapi bisa menjadi pilihan terbaik, tapi minuman berbasis nabati menyediakan banyak nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, kalsium, magnesium, kalium, yang jauh lebih baik daripada yang kebanyakan orang lebih suka minum.
Lanou akan memberitahu orangtua yang sudah memberikan susu nabati kepada anak-anak mereka agar tidak khawatir, tapi untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan cukup protein dari sumber lain sepanjang hari. Maguire mengatakan bahwa dia ingin melihat susu kedelai, susu almond dan beras diatur lebih ketat untuk dalam industri, sesuai dengan susu sapi.
"Sebagai konsumen dan sebagai orang tua, Anda harus cukup paham saat pergi ke toko kelontong untuk memilih minuman susu non-sapi yang memiliki nilai gizi sama dengan susu sapi. Banyak dari minuman tersebut dipasarkan setara dengan susu sapi padahal tidak," tandasnya.